Perusahaan pengembang properti perumahan murah di Bekasi dan sekitarnya, Sinarmas Land, berencana untuk membangun serta mengelola 4 co-working space baru. Tetapi ini meniru trend adanya zona perkantoran yang bisa digunakan bersama-sama berkat adanya perkembangan teknologi yang makin mempermudah.
Irawan Harahap, Group CEO Associate Sinarmas Land, juga mengatakan bahwa menurutnya bangunan perkantoran di masa depan makin ke sini tak akan lagi berupa gedung dengan fungsi konvensional, namun dalam format co-working space.
Irawan juga menambahkan bahwa konsep seperti ini telah ada 1 di zona BSD City sejak tahun 2015. Belum lagi di tahun 2017 telah dibuka 4 perkantoran co-working space adalah 3 di CBD dan 1 di wilayah Kuningan. Sementara itu di tahun 2018 ini Sinarmas Land berencana untuk membuka kembali co-working space bersama yang mengambil lokasi di Ev Hive.
Tidak hanya itu, pihak Sinarmas Land juga berencana untuk kian memaksimalkan co-working space dengan jalan kerjasama dan menggandeng salah satu perusahaan co-working terbesar yang berasal dari Singapura. Sayangnya Irawa masih belum ingin menyatakan nama perusahaan yang dimaksud tersebut.
Irawan tidak mau menyebutkan siapa perusahaan yang ingin digandengnya karena perencanaan tersebut masih berada di tahap permulaan diskusi. Bahkan dia juga menjelaskan bahwa pihaknya masih belum mendiskusikan soal pembagian investasi.
“Ialah namanya, enggak sedap ya kalo disebut soalnya masih perjanjian permulaan banget sih. Kita berharapnya di semester 2 (telah mulai pembangunannya),” kata Irawan. Tetapi pihak Sinarmas Land optimis akan adanya kerjasama tersebut, apalagi dikatakan bahwa potensi sewa co-working space lebih besar dikarenakan adanya sasaran pasar yang lebih berkonsentrasi. Konsep co-working perkantoran semacam ini salah satunya tak jarang digunakan oleh para perusahaan e-commerce.
Irawan juga menambahkan bahwa dengan adanya pengembangan ke arah co-working space, diinginkan pihak Simarmas Land bisa meningkatkan pendapatan berulang alias recurring income.
“Tahun ini seandainya seluruh co-working beroperasi pendapatan bisa sampai Rp 1 miliar per bulan,” ucap Irawan.
Memang walaupun telah menjadi trend yang sedang populer, sewa kantor dengan cara co-working space ini belum terlalu mendorong pendapatan ke perusahaan. Irawan mengatakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari sewa kantor masih kecil dan belum seberapa.
Dinyatakan bahwa masih banyak space yang kosong dan belum diisi, malahan baru mencapai sekitar kurang dari 5%. Tetapi tersebut sangatlah berbeda dengan kondisi co-working space yang ada di Singapura. Negara tersebut juga banyak membangun konsep serupa, namun semuanya terisi secara penuh.
Lebih lanjut, Irawan juga menambahkan bahwa cara co-working space ini terdiri dari harian, mingguan, bulanan, sampai tahunan. Sekitar 90%, pengembang Nuvasa Bay tersebut telah mendapatkan sewa space kantor bulanan dan tahunan. Tetapi ada juga yang menyewa dengan cara membayar per jam, misalnya sewa ruang meeting.